6.1 PENGERTIAN PENDERITAAN
-
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yang
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu
yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin
atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Peranan
individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali
bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan
kebahagiaan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku
kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi
dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan
psikis, penyembuhan nya terletak pada kemampuan si penderita dalam
menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
-
Contoh
: Penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri
Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan
ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat
dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah
sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi
Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
6.2 SIKSAAN
-
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan.
-
Ketakutan
yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.
-
Siksaan
yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan.
-
Sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan
agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan.
-
Para ahli
ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah
lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan
sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli
setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup
dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh
kali lebih parah.
6.3 KEKALUTAN
MENTAL
-
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental
adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang
harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
-
Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
-
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan
cara negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
-
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah
dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
-
Proses
kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan
negatif.
Positif : trauma jiwa yang dialami
dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan
dalam hidupnya.
Negatif : trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
6.4 Penderitaan
dan Perjuangan
-
HUBUNGAN PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia yang ada di dunia ini
pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan.
Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena
tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal
munkgin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia
berusdaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya.
Hal ini bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan.
Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Katena
penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari
segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang
menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan
tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang
bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa
terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.
6.5 Penderitaan, media masa dan seniman
-
Dalam dunia
modern sekarng ini kemungkinan terjasi penderitaan itu lebih besar. Hal ini
telah di buktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterkan manusia
dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reactor
nukir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber
peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom
di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reactor nuklir di Uni Soviet, kebocoran
gas beracun di India, pengunaan peluru kendali dalam perang Irak dan yang baru
– baru ini terjadi di Jepang tepatnya di Fukushima terjadi ledakan reactor
nuklir yang menyebabkan radiasi nuklir yang membahayakan kesehatan
manusia,akibatnya masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut harus di
ungsikan ke tempat yang lebih aman. Berita mengenai penderitaan manusia silih
berganti mengisi lembaran koran, layar, tv, pesawat radio, dengan maksud supaya
semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia.
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Media
massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnys
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para
pembaca, penonton dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat
siksaan orang tuanya sendiri yang di filmkan dengan judul “Arie Hangara”
6.6 Penderitaan dan sebab-sebabnya
-
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci
sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
Penderitaan yang timbul karen
penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
6.7 Pengaruh PenderitaanPenderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
-
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap ini di ungkapkan dalam pribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tak berguna”, “Nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini
dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya
gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,
ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu
tiri, anti kekerasan, ia beruang menentang kekerasan, dan lain – lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa
kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat
dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan
harus disingkirkan.
Sumber :
buku IBD, Universitas
Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar