- Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi selama beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
- Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama.
Istilah "evolusi", utamanya ketika dirujuk sebagai sebuah "teori", juga umumnya digunakan secara meluas untuk melibatkan proses seleksi alam dan hanyutan genetika.
Seleksi Alam dalam Evolusi (Antropogenese)
12 October 2011 - dalam Task Of Anthropology Oleh deny_wahyu_apriadi-fisip09I. Pengantar Mengenai Seleksi Alam dalam Evolusi :Seleksi Alam sering di identifikasi sebagai suatu proses alamiah. Seleksi alam telah dikenal ahli biologi sebelum Darwin yang mendefinisikannya sebagai “ mekanisme yang menjaga agar spesies tidak berubah tanpa menjadi rusak ”. Darwin adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa proses ini mengalami kekuatan evolusi. Ia kemudian membangun seluruh teorinya berlandaskan pernyataan tersebut. Seleksi alam sebagai dasar teori Darwin ditunjukkan oleh judul yang ia berikan pada bukunya The Origin of Species by Means of Natural Selection. Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri degan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu bertahan akan punah. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka degan cara terbaik akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yg menguntungkan ini lama kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda degan nenek moyangnya . Menurut Darwin manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses ini “evolusi melalui seleksi alam”. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang “terbukti sendiri” karena: Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme. Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup, keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya. Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi evolusi pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi. Seleksi alam menyebabkan karakter-karakter yang positif semakin banyak muncul dalam populasi. Dan setelah melewati banyak sekali generasi, suatu populasi dapat memiliki banyak karakter baru yang berbeda dari karakter nenek moyangnya sehingga muncullah spesies baru.
II. Contoh Evolusi Seleksi Alam pada Manusia :
Manusia merupakan organisme paling maju di bumi. Manusia, organisme yang tidak mempunyai senjata untuk membela diri, merupakan satu-satunya organisme yang kemudian menggunakan kemampuan otak untuk dapat bertahan hidup. Secara umum terlihat bahwa evolusi memberikan kecenderungan penyempurnaan. Hal-hal baik dipertahankan, sedangkan hal yang buruk terseleksi dan punah. Salah satu hal baik yang selalu kita jumpai adalah pertambahan ukuran yang berarti evolusi menuju kepada komponen tersier.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
Gen manusia berevolusi dengan cepat di benua Eropa, Asia dan Afrika. Namun perubahan tersebut berbeda-beda sesuai dengan benua asalnya. Akibatnya, manusia secara genetik menjadi semakin berbeda satu dengan lainnya. Contoh karakter yang semakin muncul adalah mata biru dan kulit putih di Eropa Utara serta ketahanan terhadap malaria di Afrika. Hal itu terjadi karena turunnya tingkat kawin mawin antar benua dibanding pada masa nenek moyang manusia modern meninggalkan Afrika untuk menyebar ke seluruh dunia Lima ribu tahun merupakan waktu yang sangat singkat bila menyangkut sebuah proses evolusi. Namun dalam evolusi manusia ini, hanya dalam 100 sampai 200 generasi, gen yang menguntungkan dan terseleksi telah dimiliki oleh 30%-40% populasi manusia. Salah satu faktor yang menyebabkan evolusi cepat ini adalah perubahan lingkungan. Pola dan bahan makanan kita berubah dengan cepat, demikian juga dengan timbulnya berbagai penyakit. Ini semua memaksa spesies manusia untuk ’berubah’, agar dapat terus bertahan hidup walau apa pun yang terjadi.
Evolusi manusia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Evolusi manusia, atau Anthropogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi yang mengenai munculnya homo sapiens.
Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang berusaha
memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Studi dari
evolusi manusia meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi, linguistik dan genetika. Beberapa typological spesies Homo telah berkembang. Termasuk Homo erectus yang menghuni Asia dan Homo neanderthalensis yang menghuni Eropa. Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu.Studi genetik menunjukkan bahwa primata bercabang (memisahkan diri) dari mamalia lain sekitar 85 juta tahun yang lalu pada periode Kapur Akhir, dan fosil paling awal muncul di era Paleosen, sekitar 55 juta tahun yang lalu. Keluarga Hominidae bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hylobatidae (Ungka) 15 sampai dengan 20 juta tahun yang lalu, dan sekitar 14 juta tahun yang lalu, Ponginae (orangutan), bercabang (memisahkan diri) dari keluarga Hominidae. Bipedalisme adalah adaptasi dasar dari garis suku hominini, bipedal awal hominin diduga salah satu Sahelanthropus atau Orrorin, bersama Ardipithecus, bipedal penuh muncul kemudian. Gorila dan simpanse memisahkan diri sekitar waktu yang sama, sekitar 4-6 juta tahun yang lalu, Sahelanthropus atau Orrorin mungkin nenek moyang terakhir manusia dengan dengan mereka (gorila dan simpanse). Bipedal awal akhirnya berkembang menjadi australopithecine dan kemudian berkembang lagi menjadi genus Homo.
Dokumentasi awal dari genus Homo adalah Homo Habilis yang berevolusi sekitar 2,3 juta tahun yang lalu; spesies yang dipercaya telah menggunakan alat-alat dari batu. Volume otak dari homininid awal seukuran dengan simpanse. Selama jutaan tahun berikutnya proses ensefalisasi dimulai, dimasukkannya Homo Erectus dalam catatan fosil, kapasitas tengkorak telah dua kali lipat menjadi 850 cm3. Homo erectus dan Homo ergaster adalah homininae awal yang meninggalkan Afrika, dan spesies ini menyebar melalui Afrika, Asia, dan Eropa antara 1,3 juta – 1,8 juta tahun yang lalu. Diperkirakan bahwa spesies ini adalah yang pertama yang menggunakan api dan alat-alat yang kompleks. Berdasarkan teori asal usul manusia modern dari Afrika terbaru, manusia modern mungkin berevolusi di Afrika dari Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, atau Homo antecessor dan bermigrasi keluar benua Afrika sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun yang lalu, menggantikan populasi lokal Homo erectus, Homo Denisova, Homo floresiensis, dan Homo neanderthalensis.
Homo sapiens kuno, leluhur manusia modern secara anatomis, berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu. Bukti DNA terbaru menunjukkan bahwa beberapa haplotipe asal Neanderthal hadir di antara semua populasi non-Afrika; dan Neanderthal serta hominid lainnya, seperti Hominin Denisova mungkin telah berkontribusi hingga 6% dari genom mereka untuk manusia masa kini. Manusia beranatomi modern berevolusi dari Homo sapiens kuno di era pertengahan Paleolitikum sekitar 200.000 tahun yang lalu. Transisi ke perilaku modern dengan perkembangan budaya simbolik, bahasa, dan teknologi batu terjadi sekitar 50.000 tahun yang lalu menurut banyak antropolog meskipun ada beberapa antropolog meyakini perubahan kebiasaan tersebut terjadi bertahap dalam jangka waktu yang lebih lama.
Teori Darwin
Evolusi
merupakan kata umum yang menunjukkan suatu perubahan atau pertumbuhan
secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang cukup lama. Perubahan tersebut dapat terjadi karena pengaruh alam maupun rekayasa manusia.
Teori biologi yang dibicarakan sekarang ini dikembangkan oleh Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882. Ia mengemukakan bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhanapada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.
Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebuh maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia menerbitkan sebuah buku dengan judul The Origin of the Species by Means of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan istilah Teori Evolusi Darwin.
Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa:
Teori biologi yang dibicarakan sekarang ini dikembangkan oleh Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882. Ia mengemukakan bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhanapada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.
Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebuh maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia menerbitkan sebuah buku dengan judul The Origin of the Species by Means of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan istilah Teori Evolusi Darwin.
Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa:
- Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami perubahan menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari lautan.
- Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-bahan anorganik dengan energi dari halilintar membentuk senyawa makromolekul sebagai komponen-komponen pembentuk sel.
- Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-enzim terjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta ibril internal sebagai bagian sel primitif yang merupakan kemungkinan terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali.
- Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan analogi perkembangan invertebrata dari air ke darat.
- Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks.
- Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu populasi.
Teori Darwin berdasarkan atas
seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada organisme
setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat
menghasilkan sspesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua organisme
yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada
berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat
sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi
alam.
Evolusi dalam pengertian-pengertian di atas adalah sebatas hipotesis
ilmiah tanpa bukti, atu justru sekedar perkiraan yang kemudian
diangkat menjadi kebenaran ilmiah oleh para pendukungnya dan diterima
begitu saja oleh masyarakat umum lewat kediktatoran intelektual serta
keyakinan yang membabibuta masyarakat pada integritas moral ilmuwan.
Seiring dengan perkembangan dunia
ilmu pengetahuan modern, teori Darwin ini lambat laun digugurkan oleh
para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin
dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen ari
DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para
ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu
dan konsep teorinya.
Sebagai ungkapan refleksi diri, bahwa
sesungguhnya dalam Agama Islam, sebagai agama pelindung dan petunjuk
jalan menuju penerangan telah menjelaskan bahwa Teori Darwin telah
tertolak. Proses penciptaan manusia yang sesungguhnya adalah berasal
dari Allah, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang menguasai seluruh
Alam semesta. Dalam Ayat suci Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Q.S.
As-Sajdah ayat 7-9 dan Q.S. Shaad ayat 71-72. Maha Benar Allah atas
segala keagungan-Nya.
Sumber Pustaka :
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg22904.html
( Diakses Pada : 14 April 2010, pukul . 21.05 Wib )
http://www.e-Library.UT. html
( Diakses Pada : 14 April 2010, pukul . 22.15 Wib )
http://www. Evolusi/Wikipedia.ensiklopedi/bebas.html
( Diakses Pada : 15 April 2010, pukul . 11.05 Wib )
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi_sebagai_teori_dan_fakta