Nama : Anisa Triananda
Kelas : 1PA15
NPM : 11513080
PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan benda-benda (objek) yang mempunyai
batasan yang jelas.
Contoh :
- Kumpulan hewan yang
berkaki dua - Kumpulan mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma
Yang bukan
himpunan :
- Kumpulan hewan yang lucu - Kumpulan laki-laki tampan
Dalam matematika, suatu himpunan dilambangkan dengan huruf kapital,
misalnya : A,B,C ,D,...,Z.
Benda-benda (objek) dari suatu himpunan tersebut ditulis di antara kurung
kurawal dan dipisah dengan tanda koma, misalnya:
1.
A adalah nama bulan yang dimulai dengan
huruf J , A= {Januari, Juni, Juli}.
2.
B adalah himpunan bilangan asli kurang dari 7, maka B= {1, 2, 3, 4, 5,
6}.
Perhatikan untuk
himpunan di atas:
-
Himpunan A = {Januari, Juni, Juli}
Januari merupakan anggota A ditulis Januari A.
Maret bukan anggota A (karena nama bulan
tidak dimulai dengan huruf J)
-
Himpunan B = {1, 2, 3, 4, 5}
1 anggota B ditulis 1 B
7 bukan anggota B
Contoh Soal :
1.
Tuliskan himpunan-himpunan di bawah ini.
A adalah
himpunan bilangan asli kurang dari 10.
M adalah
nama-nama hari dalam seminggu.
Penyelesaian:
a.A= {1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9}. b.
M = {Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2.
Tulis dalam bentuk himpunan kata-kataberikut.
a.NUSANTARA
b.MATEMATIKA
Penyelesaian :
a.{N, U, S, A, T, R}
b.{M, A, T, E,I,
K}
2. DIAGRAM VENN
Diagram Venn adalah suatu bentuk gambar himpunan untuk
memperjelas gambaran kita tentang himpunan. Diagram Venn pertama kali
diperkenalkan oleh John Venn, seorang ahli matematika dari Scotlandia-Inggris
yang hidup pada tahun 1881.
1. Dalam diagram Venn, himpunan semesta digambarkan
dengan persegi panjang dengan simbol S diletakkan pada bagian sudut kiri atas.
2. Himpunan di dalam semesta pembicaraan dinyatakan
dengan kurva mulus tertutup sederhana.
3. Setiap anggota himpunan digambarkan dengan
noktah-noktah, tetapi apabila jumlah anggota dari himpunan itu cukup banyak
maka noktah-noktah sebagai lambang anggota himpunan tidak perlu dilukiskan.
Contoh:
1. Diketahui:
S
= { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = { 1, 4, 6, 7 }
B = { 2, 4, 5, 8 }
A = { 1, 4, 6, 7 }
B = { 2, 4, 5, 8 }
Diagram
Venn-nya sebagai berikut:
OPERASI HIMPUNAN
1. Irisan
Irisan adalah dua himpunan
yang bagian-bagiannya menjadi anggota dari keduanya.
Contohnya: Irisan himpunan A
dan B
A n B = { x | x A dan B }
Jika A = { 2, 7, 9, 11 }
Jika B = { 1, 5, 9, 10}
Maka A n B = 9
A n B = { x | x A dan B }
Jika A = { 2, 7, 9, 11 }
Jika B = { 1, 5, 9, 10}
Maka A n B = 9
Contoh Soal
Diketahui :
K =
{bilangan Prima antara 2 dan 12}
L = {4
bilangan kelipatan 3 yang pertama}
Irisan
(intersection) himpunan K dan himpunan L adalah...
Penyelesaian
:
K =
{3,5,7,11}
L =
{3,6,9,12}
Jadi, K L = 3.
OPERASI HIMPUNAN
Jenis Operasi
|
Hukum dan sifat-sifat Operasi
|
|
1
|
Gabunan
(Union)
|
A U B = B
U A disebut sifat komutatif gabungan
(A U B) U
C = A U (B U C) disebut sifat asosiatif gabungan
A U Ø = A
A U U = U
A U A = A
A U A’ = U Disebut sifat komplemen gabungan
|
2
|
Irisan
(intersection)
|
A W B = B
W A disebut sifat komutatif irisan
A W A = A
A W = Ø
A W U = A
A W A’ = Ø
disebut sifat komplemen irisan
(A W B) W
C = A W (B W A) disebut sifat asosiatif irisan
|
2
|
Distributif
|
A U (B W
C) = (A U B) W (A U C); disebut sifat distributif gabungan terhadap irisan.
A W (B U
C) = (A W B) U (A W C); disebut sifat distributif irisan terhadap gabungan.
|
3
|
Selisih
|
A – A = Ø
A – Ø = A
A – B = A
W B’
A – (BUC)
= (A – B)W (A – C)
A – (B W
C) = (A – B)U(A – C)
|
4
|
Komplemen
|
(A’)’ = A
U’ = Ø
Ø’ = U
AUA’ = U
AWA’ = U
AWA’= Ø
|
5
|
Banyaknya
Anggota
|
n(A) +
n(B) K n(AUB)
n(AUB) =
n(A) + n(B) – n(AWB)
n(AUBUC) =
n(A) + n(B) + n(C) – n(AWB) – n(BWC) – n(CWA) + n(AWBWC)
n(A) +
n(B) = n(AUB) + n(AWB)
n(A) +
n(B) + n(C) =n(AUBUC) + n(AWB) + n(AWC) + n(BWC) – n(AWBWC)
|
MACAM-MACAM HIMPUNAN
1. Himpunan
Kosong :
Himpunan yang tidak
memiliki elemen atau unsur. Simbol { }
atau Ø
Contoh :
- himpunan bilangan
genap kurang dari 2
- himpunan bilangan
genap yang habis dibagi 3
2. Himpunan
Bagian (subset), yaitu himpunan yang
semua elemennya ada pada himpunan yang lain.
Contoh :
Jika A = { 4, 5, 6, 7 } dan B = { 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 } maka A Ì B (A subset dari B) sedangkan B É A ( B superset dari A) karena B
mengandung semua elemen dari A.
3. Himpunan
berhingga dan Himpunan Tak Berhingga
Perhatikanlah
himpunan-himpunan berikut.
a. M ={–5, –4, –3, –2, –1, 0}
b. N ={15, 16, 17, 18, ..., 50}
c. O ={1,
3, 5, 7, 9, ...}
d. P ={2,
4, 6, 8, ...}
Pada himpunan M di atas, semua
anggota himpunan terdaftar, yaitu –5, –4, –3, –2, –1, 0.Banyak anggota
himpunan M ada 6, dan dinotasikan dengan n(M) = 6.
Pada himpunan N, tidak semua terdaftar,
tapi anggota terakhir dituliskan, yaitu 50. Jikakamu hitung nilai dari 15, 16,
17, ... dan berakhir pada 50 anggotanya ada 36, dinotasikandengan n(N) = 36.
Himpunan M dan N disebut himpunan hingga atau himpunan berhingga. Kemudian coba
perhatikan himpunan O dan P, kita tidak dapat menghitung banyak anggotanya,
karenatidak diketahui anggota terakhir.
Jadi, himpunan O dan P
disebut himpunan tak hingga atau himpunan tak berhingga.Bilangan yang
menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan disebut bilangan kardinal
Contoh Soal :
1.
Jika P adalah
himpunan nama bulan Masehi dalam setahun dimulai dengan huruf J .Tentukan n(J).
Penyelesaian:
P = {Januari, Juni, Juli}
Banyak anggota P ada, maka n(P) = 3. P himpunan berhingga.
2.
H adalah himpunan prima yang
kurang dari 10. Tentukan n(H),
apakah H berhingga?
Penyelesaian:
H ={2, 3, 5, 7}.
Banyak anggota H ada 4, maka n(H) = 4. H himpunan berhingga
4. Himpunan
Semesta(S)
Suatu himpunan yang
elemen/unsur anggotanya merupakan keseluruhan dari objek-objek pembicaraan
didalam himpunan itu sendiri.
Contoh :
Misal, U = himpunan
dari mahasiswa-mahasiswa UG
Maka :
U = {x | x adalah
mahasiswa UG}
P = {x | x adalah
mahasiswa FEUG}
Q = {x | x adalah
anggota MAPALA UG}
Dikatakan P É U dan Q É U sehingga U disebut sebagai
himpunan semesta.
5. Himpunan
Bersandi
Jika A dalah himpunan
dan B juga himpunan maka Himpunan A dikatakan himpunan bersandi dari
himpunan B jika dan hanya jika paling sedikitnya ada satu atau lebih unsur atau
elemen dari kedua himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama.
Contoh : A=
{1,2,3,4,5,6,7,8,9,} B= {1,3,5,7,9,11,13,}
Jadi A bersandi B=
{1,3,5,7,9}
6. Himpunan
Sama
Jika A suatu himpunan
dan b juga merupakan suatu himpunan maka himpunan A dikatakan Himpunan sama
dengan himpunan B ,jika dan hanya jika untuk setiap x elemen berada dalam
himpunan A dan x elemen berada pula pada himpunan B , begitu pula sebaliknya,
maka dikatakan himpunan sama.
Contoh :
-
A={1,2,3,4} B={4,3,2,1}
Jadi A=B
7. Himpunan
Sederajat
Jika A merupakan suatu
himpunan dan b juga merupaakan suatu himpunan, maka himpunan a dikatakan
himpunan sederajat dengan himpunan B jika dan hanya jika kedua himpunan
tersebut mempunyai jumlah bilangan kardinal.
Contoh :
-
A={a,b,c,d,e,f,g,h,i,j}
B={0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
N(A)=10
N(B)=10
N(A)=N(B)
Jadi A sederajat dengan
B
8. Himpunan
Kuasa
Yaitu
himpunan yang anggotanya adalah himpunan-himpunan bagian dari suatu
Himpunan.
Contoh :
-
Jika A = {a, b, c}, maka
himpunan kuasa dari A adalah :
2A= { ø, {a}, {b},
{c},{a,b}, {a,c}, {b,c}, A}
Menentukan Banyaknya Himpunan Bagian
Untuk mengetahui
banyaknya himpunan bagian suatu himpunan, pelajari pola dari tabel berikut.
Tabel 1.1
Himpunan
|
Banyaknya
Anggota
|
Himpunan
Bagian
|
Banyaknya
Himpunan Bagian
|
{a}
|
1
|
{}, {a}
|
2 = 21
|
{a, b}
|
2
|
{},{a},
{b},{a, b}
|
4 = 22
|
{a, b, c}
|
3
|
{},
{a}, {b}, {c},
{a, b}, {a, c}, {b, c},
{a, b, c}
|
8 = 23
|
{a, b, c, d}
|
4
|
{},
{a}, {b}, {c}, {d},
{a, b}, {a, c}, {a, d}, {b, c}, { b, d}, {c, d},
{a, b, c}, {a, b, d},
{a, c, d}, {b, c, d},
{a, b, c, d}
|
16 = 24
|
{a, b, c, d,...}
|
n
|
{},
{a}, {b}, {c}, {d},...
|
2n
|
Kesimpulan:
Banyaknya semua
himpunan bagian dari suatu himpunan adalah 2n, dengan n
banyaknya anggota himpunan tersebut.
Bilangan BULAT dan Bilangan RIIL
Bilangan riil
Bilangan
riil atau sering disebut juga bilangan real dalam matematika menyatakan suatu
bilangan yang dapat dibentuk menjadi desimal seperti 3.2678. Bilangan riil ini
meliputi bilangan
rasional yang direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir dan bilangan
irasional yang direpresentasikan dalam bentuk desimal berulang. Untuk
bilangan riil sendiri direpresentasikan sebagai salah satu titik pada garis
bilangan.
Contoh
Soal :
Intan membeli sepeda dan kemudian menjual kembali dengan harga Rp.
800.000,00-. Jika ternyata ia untung 25
%, maka harga pembelian sepeda tersebut adalah ....
Pembahasan :
Harga beli dengan untung p% adalah = Harga jual ×
Harga beli
= Rp. 800.000,00 ×
= Rp. 800.000,00 ×
= Rp. 640.000,00
Jadi harga beli sepeda Rp. 640.000,00
Bilangan Bulat
Himpunan bilangan bulat adalah
himpunan bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan positif (bilangan asli),
bilangan nol, dan bilangan bulat negatif.
URUTAN BILANGAN BULAT
Perhatikan gambar berikut.
URUTAN BILANGAN BULAT
Perhatikan gambar berikut.
dari gambar
di atas kamu akan menemukan bahwa semakin ke kanan, bilangan bulat pada garis
bilangan tersebut semakin besar, sebaliknya semakin ke kiri, bilangan bulat
pada garis bilangan semakin kecil. Misalnya:
- -2 terletak di sebelah kiri 0 sehingga -2 < 0;
- 0 terletak di sebelah kanan -1 sehingga 0 > -1;
- -5 terletak di sebelah kiri -3 sehingga -5 < -3;
- -4 terletak di sebelah kanan -6 sehingga -4 > -6.
OPERASI BILANGAN BULAT
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan
positif.
Misalnya :
-5 + 8 = 3
-4 + 9 = 5
Misalnya :
-5 + 8 = 3
-4 + 9 = 5
Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan
himpunan yang umum dipakai.
Bilangan
|
Asli
|
Bulat
|
Rasional
|
Riil
|
Kompleks
|
Notasi
|
N
|
Z
|
Q
|
R
|
C
|